Dilema Pekerja Bergaji Dolar

by | Sep 12, 2018 | Freelancer's Note | 2 comments

Pada 5 September 2018 lalu, nilai tukar dolar ke rupiah resmi menyentuh angka Rp 15.000, tertinggi dalam beberapa tahun terakhir walau hari ini sudah kembali turun. Ketika dolar tiba-tiba melonjak seperti ini, biasanya ada seorang teman nyeletuk:

“Lu enak dong, dolar naik, income ikut naik.”

Pikiran jangka pendek saya sebagai dollar-oriented freelancer menyetujui celetukan ini,

“Iya juga ya, lumayan ini dapat tambahan uang jajan buat ngopi-ngopi cantik. Eh, ganteng.”

Tidak hanya saya, freelancer atau remote worker Indonesia lain yang bergaji dolar pun cenderung bersuka cita hingar bingar lari ke pantai menanggapi kenaikan ini. #lebay

Lalu, haruskah kita bergembira dengan perasaan bersalah atau haruskah bersedih sambil nyengir kuda? Mau posting kegembiraan di sosmed tapi nggak enak sama teman yang bergaji rupiah, takut dituduh antek asing. Hehe. Gembira dolar naik, sekaligus sedih dolar turun. Yak itulah kita.

Nilai tukar Dollar pernah menyentuh angka tertinggi di titik Rp 16.800 pada krisis 1998 silam. Tahun ini, ya kalau dihitung perbandingannya jelas nggak separah dulu. Sebabnya apa dolar bisa naik drastis begini? Ya banyak tentunya, ada faktor internal atau eksternal. Tapi kita nggak bahas itu, tapi bahas dari sudut pandang sebagai pekerja bergaji dolar.

Penghasilan meningkat secara matematis

Ini sudah jelas. Yuk hitung-hitungan kasar. Misal income $2000 per bulan. Ketika nilar tukar dolar di angka 14.000, penghasilan menjadi 28 juta rupiah. Dan ketika minggu depannya, dolar tiba-tiba menyentuh 15.000 tentunya penghasilan meningkat jadi 30 juta rupiah. Meningkat dua juta dalam sebulan. Bayangkan kalau kerja kantoran di perusahaan swasta yang mengadopsi sistem kenaikan gaji per tahun. Kenaikan dengan nominal tersebut belum tentu selalu terjadi, apalagi kalau under-performed. Lah ini enak bener yang gajian dolar, nambah client nggak, nambah skill gaji nggak, nambah performa juga nggak, gaji malah nambah.

Tapi jangan lupa, dolar juga bisa saja turun drastis, sebagaimana terjadi pada medio 2009-2013 di mana USD anteng di bawah 10.000 selama beberapa tahun. Jadi dengan meningkatnya penghasilan gara-gara terbantu kenaikan dolar, jangan kita sikapi dengan ikut meningkatkan gaya hidup. Dari yang biasanya minum kopi sachetan, tiba-tiba jadi rajin minum kopi luwak asli dari hasil berburu sendiri. Kecuali kalau kita bisa meningkatkan income dolar karena semakin banyak client, atau skill upgrade, tidak ada salahnya beri reward ke diri sendiri atau keluarga.

Dampak negatif secara ekonomi

Dolar naik itu asik, tapi apabila terlalu drastis bisa saja mengganggu stabilitas. Sebagian besar freelancer Indonesia tidak bekerja di bidang ekonomi. Tapi dari obrolan bapak-bapak di warung kopi tradisional pun kita tahu, meningkatnya dolar ada dampak ekonomi ke suatu negara. Apalagi di industri yang bergantung pada barang import, seperti misalnya elektronik atau otomotif. Anda yang biasa rakit komputer untuk gaming pun akan tau harga VGA hari ini bisa saja lebih murah dari harga VGA dengan tipe yang sama bulan depan.

Beberapa freelancer juga ada yang belanja kebutuhan pakai dolar. Kalau saya ajak kurangi impor, pasti banyak yang protes. Termasuk saya sendiri. Banyak Freelancer yang juga menggunakan dolar untuk belanja kebutuhannya. Pengeluaran untuk bayar server, hosting, bayar jasa freelancer luar negeri, atau produk digital penunjang kerjaan lainnya juga akan ikut meningkat.

Yang bisa Freelancer lakukan

“Attack is the secret of defense; defense is the planning of an attack.” Sun Tzu, The Art of War

Bisa nggak kita bantu pemerintah menstabilkan rupiah? Kalau soal bantu ya bisa-bisa saja, tetapi jelas secara persentase tidak signifikan. Cara paling mudah membantu pemerintah, ya mulai dengan membantu diri sendiri dulu.

Tetap tingkatkan produktifitas

Banyak cara freelancer meningkatkan produktifitas. Kalau mau dibahas, butuh artikel tersendiri. Ya simple headernya, skill upgrade, hard skill dan soft skill. Sering-sering belajar baik sendiri maupun dengan teman seperjuangan atau komunitas seperti KFI. Jadi ketika suatu saat dolar turun dan kebutuhan pokok meningkat, kita sudah siap tempur.

Manfaatkan Kenaikan USD

Beberapa freelancer yang cukup modal bisa membantu transaksi e-currency, tentunya dengan margin yang lebih oke mengacu pada rate BI. Dalam satu minggu transaksi yang dilayani bisa mencapai kisaran ribuan USD. Kalau marginnya beberapa ratus rupiah, tentu saja bisa untuk tambahan uang jajan.

Ada juga yang menanti USD agar lebih tinggi saat dipertukarkan ke IDR. Ini pun juga oke, karena freelancer jadi pejuang devisa skala mikro, sekaligus mendapatkan extra income.

Investasikan penghasilan

Tenang, ini bukan iklan asuransi investasi terselubung. Hehe.

Banyak orang jatuh miskin dan bangkrut pasca krisis 1998. Tapi tidak sedikit pula orang jadi kaya mendadak. Tak lain dan tak bukan karena nilai aset mereka yang nilainya ikut meroket seperti tanah atau emas. Setelah kebutuhan sandang, pangan, papan, dan sosial agama terpenuhi, sebaiknya kita juga menginvestasikan beberapa persen penghasilan. Apalagi sebagian besar kliennya freelancer itu tidak menyediakan paket dana pensiun. Ada beberapa opsi investasi yang nggak ribet atau beresiko tinggi. Bisa mulai kecil-kecilan dari reksadana atau nabung emas. Agar tidak bingung, bisa didiskusikan dengan teman-teman dari KFI yang cukup berpengalaman.

Jadi kalau ada pertanyaan, ada pengaruhnya gak sih anjlok atau meroketnya nilar tukar dolar? Jelas memberikan pengaruh, signifikan atau tidaknya tetap tergantung dari penghasilan yang didapatkan dan kebutuhan kita.

Produktifitas adalah cara kita menyerang. Investasi adalah cara kita bertahan.

Jika sudah produktif, berinvestasi dengan benar, punya aset yang tidak terganggu kurs, kita bisa berkata pada dolar,

“Hai dolar, mau naik atau turun, silahkan. #KamiTidakTakut. Asal jangan drastis dan tiba-tiba. Hehe”

Mau dolar di bawah atau di atas, tetap kerja keras kerja cerdas. Dan jangan lupa sedekah 🙂

Kalau menurut Anda, saat dolar sedang tinggi, tahan dulu atau segera tarik? Atau ada ide investasi yang cocok buat freelancer? Silahkan tambahkan komentar di bawah.

Metal Gear Solid Enthusiast, Quality Assurance Specialist via Upwork

Co-Founder & Chairman of kfi.or.id, e-Commerce & Machine Learning at Upwork